MAKALAH KEKUATAN BAHAN
Disusun Oleh :
Reza Solichin Malik Nasution ( 1305106010088 )
M. Nazir Shadiq ( 1305106010025 )
Muhammad Nazarullah ( 1305106010085 )
Gusni Hidayat ( 1305106010075 )
Misrijal ( 1305106010076 )
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2015
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Bahan atau material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman dahulu sampai
sekarang. Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan bahan seperti pada
transportasi, rumah, pakaian, komunikasi, rekreasi, produk makanan dan
sebagainya. Perkembangan
peradaban manusia juga bisa diukur dari kemampuannya memproduksi
dan mengolah bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. (jaman batu,
perunggu
dsb)
Pada tahap awal manusia hanya
mampu mengolah bahan apa adanya seperti yang
tersedia dialam misalnya : batu, kayu, kulit, tanah dan sebagainya. Dengan perkembangan
peradaban manusia bahan-bahan alam tersebut bisa diolah sehingga bisa menghasilkan
kualitas bahan yang lebih tinggi.
Pada 50 tahun terakhir para saintis menemukan hubungan sifat-sifat
bahan dengan elemen
struktur bahan. Sehingga bisa diciptakan puluhan ribu jenis bahan yang
mempunyai sifat-sifat
yang berbeda.
1. Perspektif Sejarah dari Material
2. Memahami ilmu dan teknolgi material
3. Mengerti klasifikasi material
4. Mengetahui kebutuhan material modern
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam perkembangannya, semakin lama, keberadaan logam-logam dalam kuantitas yang besar semakin langka.Tembaga menjadi sulit ditemukan dalam kondisi bebas di alam.Bijih besi yang berkadar besi tinggi semakin jarang ditemukan.Hal ini mengakibatkan biaya pengadaan material semakin tinggi.Karena semakin terbatasnya ketersediaan material yang ada di alam, kemudian muncul pemikiran untuk memanfaatkan material secara lebih efektif dan efisien. Penggunaan bahan secara efektif dan efisien ini menuntut adanya penguasaan pengetahuan terhadap sifat-sifat material, kemungkinan penggunaan material-material alternatif, dan variasi proses perlakuan terhadap material yang dapat digunakan untuk mencapai karakteristik material yang dibutuhkan. Tuntutan yang tinggi terhadap kreatifitas manusia kemudian meningkatkan kemampuan manusia dalam pemilihan dan penggunaan bahan guna memproduksi produk-produk berbasis material dengan sifat-sifat yang sesuai kebutuhan serta dengan biaya yang lebih minimal baik dari sisi proses maupun pengadaan materialnya. Lebih jauh lagi, manusia kemudian mengetahui bahwa kemampuan material dapat ditingkatkan sesuai dengan yang diinginkan melalui serangakaian proses perlakuan panas, atau pemaduan dengan material lainnya (Adnyana, 1993).
Peningkatan kemampuan manusia dalam menguasai teknik pengolahan material menjadikan manusia kemudian mampu memproduksi perlengkapan–perlengkapan berbasis material yang lebih baik. Manusia menemukan bahwa terdapat material–material dalam perut bumi yang apabila diolah akan punya sifat yang lebih baik dibandingkan material-material yang ada di permukaan (Sucahyo,1999).
Ilmu material (bahan) sebenarnya sangat berperan penting dalam perkembangan peradaban kita selama ini.Transportasi, perumahan, pakaian, komunikasi, rekreasi, dan produksi makanan, bahkan setiap sudut dalam kehidupan sehari-hari kita, tidak pernah lepas dari pemanfaatan material beserta teknologinya. Material-material mengkonduksi atau menginsulasi panas dan listrik, menerima pembebanan tanpa mengalami kerusakan, menerima atau menolak gaya magnet, mentransmisikan atau memantulkan cahaya, dan lain sebagainya, dalam aplikasi-aplikasi yang spesifik dalam kehidupan kita saat ini. Materia-material baru dengan karakteristiknya yang lebih spesifik terus dikembangkan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia modern yang semakin kompleks (Hari Amanto dan Daryanto, 1999).
BAB III
PEMBAHASAN
Sejarah Perspektif Material Teknik
material atau bahan sebenarnya sangat berperan penting dalam
perkembangan peradaban kita selama ini. Transportasi, perumahan, pakaian,
komunikasi, rekreasi, dan produksi makanan, bahkan setiap sudut dalam kehidupan
sehari-hari kita, tidak pernah lepas dari pemanfaatan material beserta
teknologinya.
Material – material mengkonduksi atau menginsulasi panas dan
listrik, menerima pembebanan tanpa mengalami kerusakan, menerima atau menolak
gaya magnet, mentransmisikan atau memantulkan cahaya, dan lain sebagainya,
dalam aplikasi – aplikasi yang spesifik dalam kehidupan kita saat ini. Material
– material baru dengan karakteristiknya yang lebih spesifik terus dikembangkan
dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia modern yang semakin
kompleks.
Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan dan kemajuan
masyarakat kita selama ini ditunjukkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan
dan memanipulasi material. Perkembangan peradaban kita memang terbagi
berdasarkan tingkat perkembangan teknologi material yang dikuasai oleh manusia
dari zaman ke zaman. Kita kemudian mengenal beberapa istilah, seperti zaman
batu dan zaman logam. Zaman logam, lebih spesifik lagi, terbagi ke dalam zaman
perunggu dan zaman besi. Pada zaman batu manusia memiliki kemampuan mengolah
material yang lebih terbatas, dimana hanya tergantung dari ketersedian material
yang ada di permukaan bumi secara alami, misalnya : batu, lempung, kulit hewan,
tulang dan lain sebagainya.
Peningkatan kemampuan manusia dalam menguasai teknik
pengolahan material menjadikan manusia kemudian mampu memproduksi perlengkapan
– perlengkapan berbasis material yang lebih baik. Manusia menemukan bahwa
terdapat material – material dalam perut bumi atau dari batu meteor, yang
apabila diolah akan punya sifat yang lebih baik dibandingkan material –
material yang ada di permukaan.
Melalui pemikiran ini, manusia kemudian mulai menguasai
teknik pembuatan berbagai peralatan barbasis logam yang kemudian memunculkan
era penggunaan logam. Pada era ini terdapat tujuh jenis logam yang diyakini
telah dikembangkan pada peradaban awal manusia yaitu emas, perak, tembaga,
besi, timah putih (tin), timah hitam (lead), dan Air raksa (mercury). Alasan
mengapa tujuh logam ini dikenal oleh peradaban awal karena secara alami logam –
logam tersebut terdapat dalam bentuk yang lebih “bebas” di alam atau terkandung
secara dominan pada mineralnya sehingga secara sederhana mampu diolah.
Emas, diyakini sebagai logam yang paling pertama kali
dikenal, banyak dimanfaatkan sebagai bahan perhiasan. Tembaga telah dikenal
pada masa sekitar 4700 SM dan digunakan secara luas sebagai bahan persenjataan
dan berbagai peralatan sehari – hari oleh bangsa Mesopotamia, Mesir, Yunani,
Bolivia, dan Romawi, serta penduduk China dan India. Perak telah dikenal
semenjak sekitar 4000 SM dan digunakan secara luas, bersama – sama dengan emas
sebagai alat tukar perdagangan (uang koin) dunia. Timah hitam mulai digunakan
sekitar tahun 3500 SM. Karena kemudahannya dibentuk, kekaisaran Romawi
menggunakan material logam ini sebagai pelaratan makan, minum, pipa, dan
akuaduk. Timah putih ditemukan sekitar tahun 1750 SM oleh bangsa Mesir dan
seringkali dipadukan dengan tembaga untuk tujuan dekoratif dan untuk meingkatkan
kekerasan dan kekuatan tembaga.
Bangsa Skandinavia menemukan cara yang sederhana untuk
mengekstraksi besi dari bijih besi. Mereka mengetahui bahwa pada pembakaran
bijih besi terbentuk endapan lelehan besi yang ditemukan pada dasar lubang
pembakaran. Penemuan material besi inilah yang kemudian mengawali dimulainya
era pengunaan material berbasis besi secara besar – besaran pada awal tahun
Masehi. Dalam waktu singkat kemudian manusia memanfaatkan mineral yang kaya
kandungan besi sebagai bahan pembuatan peralatan – peralatan berbasis besi.
Manusia juga mengetahui cara meningkatkan kuatitas besi yang dihasilkan dengan
meningkatkan temperatur pemanasan bijih besi melalui pemanfaatan angin buatan.
Dari sini muncullah ilmu metallurgi ekstraksi konvensional, yang mendasari
pemikiran lebih lanjut mengenai proses pemisahan unsur logam dari mineralnya.
Proses pereduksian bijih besi ini diyakini ditemukan oleh peradaban Cina
sekitar tahun 2000 SM.
Jenis logam yang unik dimana juga termasuk ke dalam kelompok
logam – logam yang dikembangkan pada awal sejarah peradaban manusia adalah Air
raksa (mercury) yang ditemukan sekitar tahun 1600 SM dimana kemudian disebut
oleh manusia pada masa itu sebagai quicksilver. Hal tersebut dikarenakan Air
raksa merupakan satu – satunya logam yang dalam keadaan kondisi ruang
(atmosfer), selalu stabil dalam bentuk cair.
Dalam perkembangannya, semakin lama, keberadaan logam –
logam dalam kuantitas yang besar semakin langka. Tembaga menjadi sulit
ditemukan dalam kondisi bebas di alam. Bijih besi yang berkadar besi tinggi
semakin jarang ditemukan. Hal ini mengakibatkan biaya pengadaan material
semakin tinggi. Karena semakin terbatasnya ketersediaan material yang ada di
alam, kemudian muncul pemikiran untuk memanfaatkan material secara lebih
efektif dan efisien. Penggunaan bahan secara efektif dan efisien ini menuntut
adanya penguasaan pengetahuan terhadap sifat – sifat material, kemungkinan
penggunaan material – material alternatif, dan variasi proses perlakuan
terhadap material yang dapat digunakan untuk mencapai karakteristik material
yang dibutuhkan. Tuntutan yang tinggi terhadap kreatifitas manusia kemudian
meningkatkan kemampuan manusia dalam pemilihan dan penggunaan bahan guna
memproduksi produk – produk berbasis material dengan sifat – sifat yang sesuai
kebutuhan serta dengan biaya yang lebih minimal baik dari sisi proses maupun
pengadaan materialnya. Lebih jauh lagi, manusia kemudian mengetahui bahwa
kemampuan material dapat ditingkatkan sesuai dengan yang diinginkan melalui
serangakaian proses perlakuan panas, atau pemaduan dengan material lainnya.
Lahirnya revolusi industri berdampak pada peningkatan
kebutuhan dan konsumsi material dimana juga meningkatkan pengembangan teknologi
pengolahan material. Perkembangan pengetahuan dan teknologi material ini
semakin meningkat secara drastis semenjak para ilmuwan mengetahui tentang
adanya hubungan antara struktur, komposisi dan sifat fisis material.
Pengetahuan tersebut baru diperoleh semenjak sekitar seratus tahun lalu, dimana
kemudian memberikan kemampuan kepada manusia terhadap cara baru, dan tingkatan
yang lebih tinggi dalam memanipulasi sifat material. Dari sini kemudian
tercipta berbagai jenis teknologi manipulasi material, yang memberikan
kesempatan pada perkembangan yang lebih jauh lagi dalam penggunaan material –
material alternatif pada aplikasi teknik, yang termasuk di dalamnya logam,
keramik, plastik, dan serat.
Perkembangan sejumlah teknologi yang membuat hidup kita
semakin praktis dan nyaman akan selalu berhubungan dengan kemampuan mengakses
pemanfaatan material tepat guna. Sebuah kemajuan dalam pemahaman terhadap tipe
– tipe material seringkali merupakan suatu awalan atau pioner dalam terciptanya
teknologi – teknologi baru. Sebagai contoh, dunia otomotif tidak akan mengalami
perkembangan seperti sekarang ini tanpa adanya ketersediaan baja yang murah
atau beberapa bahan pengganti alternatif lainnya. Industri penerbangan akan
mengalami kesulitan berkembang tanpa adanya penemuan pemanfaatan material –
material berbasis alumunium yang lebih ringan. Sedangkan pada era informasi
seperti sekarang ini, peralatan komunikasi elektronik yang canggih tergantung
pada komponen – komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor. Hal inilah yang
menjadikan penguasaan ilmu dan teknologi material merupakan hal yang sangat
penting dalam upaya terus meningkatkan kualitas hidup manusia di masa depan.
Memahami Ilmu dan
Teknologi Material
Ilmu material atau teknik material atau ilmu bahan adalahsebuah
interdisiplin ilmu teknik yang mempelajari sifat bahan dan aplikasinya terhadapberbagai
bidang ilmudan teknik.
Ilmu ini mempelajari hubungan antara struktur bahan dan
sifatnya. Termasuk ke dalam ilmu ini adalah unsur fisika terapan, teknik kimia,
mesin, sipildan listrik.
Ilmu material juga mempelajari teknik proses atau
fabrikasi(pengecoran, pengerolan, pengelasan, dan lain-lain), teknik analisa,
kalorimetri, mikroskopi optikdan elektron, dan lain-lain), serta analisa biaya
atau keuntungan dalam produksi material untuk industri.
Ilmu Rekayasa bahan adalah penerapan ilmu dan teknologi
bahan (pengetahuan, matematika dan pengalaman) untuk menyelesaikan permasalahan
manusia untuk lebih mempermudah kehidupan manusia.
Perkembangan peradaban manusia juga bisa diukur dari
kemampuannya memproduksi dan mengolah bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
(jaman batu, perunggu dsb). Pada tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan
apa adanya seperti yang tersedia dialam misalnya : batu, kayu, kulit, tanah dan
sebagainya. Dengan perkembangan peradaban manusia bahan-bahan alam tersebut bisa
diolah sehingga bisa menghasilkan kualitas bahan yang lebih tinggi. Pada 50
tahun terakhir para saintis menemukan hubungan sifat-sifat bahan dengan elemen
struktur bahan. Sehingga bisa diciptakan puluhan ribu jenis bahan yang
mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Secara umum Material science (Ilmu
Material) adalah disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara struktur
material dengan sifat-sifat material. Atau dapat di katakan bahwa Ilmu material
atau teknik material atau ilmu bahan adalah sebuah interdisiplin ilmu teknik
yang mempelajari sifat bahan dan aplikasinya terhadap berbagai bidang ilmu dan
teknik. Ilmu ini mempelajari hubungan antara struktur bahan dan sifatnya.
Termasuk ke dalam ilmu ini adalah unsur fisika terapan, teknik kimia, mesin,
sipil dan listrik. Ilmu material juga mempelajari teknik proses atau fabrikasi
(pengecoran, pengerolan, pengelasan, dan lain-lain), teknik analisis,
kalorimetri, mikroskopi optik dan elektron, dan lain-lain), serta analisis
biaya atau keuntungan dalam produksi material untuk industri.
Klasifikasi dan
sifat-sifat Material
1 Klasifikasi Material
Berbagai jenis material digunakan manusia untuk memenuhi
keperluan hidupnya. Namun secara secara garis besar khususnya pada bidang
teknik, material teknik dikelompokkan pada tiga kelompok, yakni: logam, non
logam, dan komposit.
Logam atau metal adalah material yang paling banyak
digunakan pada bidang teknik. Secara garis besar logam dikelompokkan pada dua
kelompok, yakni: logam ferro dan logam non ferro. Logam ferro meliputi: besi
(iron), baja (steel), dan besi cor (cast iron). Logam non ferro adalah logam
selain logam besi, seperti, aluminum, tembaga, magnesium, dan paduan-paduannya.
Material non logam atau material bukan logam, yakni:
polimer, dan keramik. Polimer meliputi thermoset dan thermoplastis, yang di
dalamnya termasuk juga karet, dan plastik. Sedangkan keramik meliputi keramik
konvensional dan keramik modern, dari mulai gerabah, genting ubin, alat rumah
tangga, sampai pada keramik modern dan canggih seperti semikonduktor, komponen
elektronik sampai pada komponen pesawat luar angkasa yang tahan temperatur tinggi.
Komposit diartikan sebagai gabungan beberapa bahan, dimana
bahan-bahan yang digabung masih bisa terlihat dengan mata telanjang. Sebagai
contoh: beton, ban mobil, dan fiberglass. Beton merupakan komposit gabungan
keramik dengan logam, yang bila beton dipotong masih termati atau terlihat
logam baja dan tembok sebagai bahan keramiknya. Ban mobil merupakan bahan
komposit gabungan polimer dan logam, yang bila potong, akan terlihat karet
sebagai bahan polimer dan kawat baja sebagai bahan logamnya. Fiberglass
merupakan bahan komposit gabungan polimer dengan keramik, dimana pada bahan
tersebut terlihat
serat-serat sebahan bahan keramiknya, dan plastik sebagai
bahan polimernya yang juga merupakan matriknya.
2 Sifat Material
Material dimanfaatkan oleh manusia karena material punya
sifat-sifat (propertis) yang dibutuhkan manusia, seperti logam dimanfaatkan
karena punya sifat: kuat, keras, pengantar panas, pengantar listrik, dan
diforinable (mudah dibenruk). Sedangkan sifat-sifat (proferties) itu sendiri
secara garis besar dikelompokkan pada tiga, yakni: sifat fisik, sifat mekanik,
dan sifat teknologi. Contoh sifat-sifat tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Sifat fisik : kapasitas panas, koefisien muai, ketahanan
korosi, dan koefisien gesek
2. Sifat mekanik : kuat, keras, ulet, dan tangguh.
3. Sifat teknologi : mampu bentuk, mampu las, dan mampu
mesin.
Sifat fisik adalah sifat yang dihubungkan dengan keadaan
fisik material tersebut. Sedangkan sifat mekanik adalah sifat logam yang
dikaitkan dengan kelakuan logam tersebut jika dibebani dengan beban mekanik.
Beban mekanik dikelompokkan pada dua, yakni: Beban statik,
dan beban dinamik. Beban stastik adalah beban yang tidak berubah terhadap
waktu, dan beban dinamik adalah beban yang berubah terhadap waktu, seperti beban
angkot, atau beban pada kursi dimana yang duduknya ganti-ganti.
Sifat teknologi adalah sifat yang dikaitkan dengan kemudahan
material untuk diproses. Contoh: mampu mesin (machining ability), mampu las
(welding ability), dan mampu bentuk, (forming ability). Sifat-sifat material di
atas diperoleh dengan melakukan ‘pengujian’.
Dalam prakteknya antara sifat-sifat tersebut saling
berpengaruh satu dengan yang lainnya dan memungkinkan pengetahuan berkembang
terus. Kalau sifat mekanik bagus, maka sifat teknologinya tidak. Kalau sifat
teknologinya bagus, sifat yang lainnya tidak. Contoh: Baja yang kuat maka tidak
tahan korosi, makadilapisi Zn (seng), sehingga ketahanan korosi naik. Sifat
keras, maka tak mudah dibentuk. Sifat fisik lebih lanjut dibahas pada struktur
dan sifat fisik material, sedang yang banyak dibahas disini ”sifat mekanik dan
sifat teknologi teknik pembentukan, pelapisan dan seterusnya.
Sifat-sifat di atas diperoleh dengan cara pengujian, dan
pada pengujian harus ada: prosedur uji dan peralatan uji. Karena hasil
pengujian harus bisa dibandingkan :artinya prosedur uji harus mengikuti standar
uji (begitu juga peralatan ujinya). Standar uji yang harus diikuti tergantung
permintaan konsumen. Contoh DIN (jerman), JIS (Jepang), ASTM (USA), dan SNI (Indonesia).
Peralatan uji harus menghasilkan data yang sama setiap saat.
Untuk itu harus dilakukan proses kalibrasi di lab. Met. industri. Contoh
timbangan. Umur kalibrasi berbeda-beda, ada yang 6 bulan, 1 tahun, tiap dipakai
dan seterusnya, tergantung jenis alatnya.
Pengujian yang harus dilakukan tergantung sifat apa yang
ingin diperoleh. Jika sifat mekanik yang diinginkan, maka dpengujian mekanik
yang dilakukan. Untuk mengetahui sifat mekanik, maka dilakukan uji mekanik
(mech testing).
Ada dua jenis pengujian mekanik jika dikaitkan dengan
bebannya, yakni: uji mekanik dengan beban ’ pembebanan statik’, dan uji mekanik
dengan beban ’penbebanan dinamik’. Contoh pengujiannya, yakni:
Beban Statik : uji tarik (tensile test), uji puntir (tortion
test), uji bentuk (inpact test), uji keras (hardness test), uji mulur (creep
test). Beban dinamik : uji lelah (fatigue test)
Catatan. Beban statis itu tak murni statis sehingga dalam
praktek di sebut juga quasi static.
Sifat-sifat di atas perlu diketahui. Tujuannya supaya bisa
menganalisis untuk proses pemilihan bahan dan proses pembuatan product pada
saat mendesign.
Kebutuhan Material
Modern
Meskipun terjadi kemajuan yang sangat pesat dalam memahami
dan mengembangkan material dalam beberapa tahun belakangan ini, masih terdapat
beberapa tantangan teknologi yang membutuhkan pengalaman yang lebih luas dan
spesialis di bidang ini. Beberapa pujian sangat tepat diberikan untuk menghormati
para ilmuan yang berhasil menemukan berbagai hal baru dalam bidang material
sehingga memudahkan kehidupan kita sekarang ini.
Energi merupakan salah satu bidang yang diperhatikan
akhir-akhir ini. Para ilmuan berusaha untuk menemukan sumber energi baru yang
ekonomis dan membuat sumber energi yang telah ada menjadi lebih efisien untuk
memenuhi kebutuhan akan energi. Material tidak diragukan lagi akan memainkan
peranan penting dalam pengembangan ini. Sebagai contoh, Konversi langsung dari
solar menjadi energi listrik, penggunaan teknologi sel surya untuk memenuhi
kebutuhan energi namun dalam pembuatannya dibutuhkan beberapa material yang
lebih rumit dan cukup mahal Untuk memastikan suatu teknologi dapat digunakan,
maka dibutuhkan material yang dapat menghasilkan efisiensi yang sangat tinggi
selama proses konversi dengan harga yang cukup murah.
Energi nuklir memberikan harapan
sebagai sumber energi baru, namun teknologi ini memunculkan banyak masalah
mulai dari pemilihan material yang digunakan sebagai bahan bakar sampai
fasilitas untuk untuk pembuangan limbah nuklir, sehingga dibutuhkan solusi yang
cermat untuk mengatasi persoalan ini.
Kualitas lingkungan hidup kita bergantung kepada kemampuan
untuk mengontrol polusi udara dan air. Salah satu teknik pengendalian polusi
adalah dengan menggunakan beberapa variasi material. Pemrosesan material dan
metode penghalusan dibutuhkan untuk memperbaiki keadaan lingkungan yang semakin
buruk, sehingga polusi berkurang dan kerusakan alam akibat penambangan juga
berkurang.
Salah satu
penggunaan energi terbesar berada pada sektor transportasi. Oleh karena itu
dibutuhkan teknologi yang dapat membuat efisiensi bahan bakar meningkat
diantaranya dengan menggurangi berat dari kendaraan tersebut (automobile, pesawat
terbang, kereta api, dan lainnya), meningkatkan pengaturan panas mesin sehingga
tidak terlalu banyak panas yang dibuang, Pemilihan material yang sangat kuat
dengan densitas yang rendah, atau material yang memiliki ketahanan terhadap
temperatur tinggi. Banyak material yang kita gunakan diperoleh dari sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga harus dilakukan penghematan.
Material ini meliputi polimer yang berbahan dasar minyak, dan beberapa logam.
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ini perlahan-lahan akan habis,
sehingga diharuskan bagi setiap penemuan yang digunakan sebagai material
cadangan atau pengembangan dari material baru harus memiliki sifat-sifat yang
sebanding dan memiliki dampak kerusakan yang seminimal mungkin bagi lingkungan.
Sumber energi alternatif merupakan tantangan utama untuk para ilmuan dan
perekayasa material.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
1. Proses pengolahan material dimulai sejak 6000
tahun Sebelum Masehi.
2. Ilmu Material adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara struktur material
dengan sifat – sifat material.
3. Berdasarkan sifat
kimia dan struktur atomik, bahan material dapat dikelompokkan menjadi 5 bagian
yaitu :
- · Logam-Alloy(ferrous&nonferous)
- · Keramik
- · Polimer
- · Komposit
- · Gelas
4.
Sifat – sifat bahan padat bisa di kelompokkan atas 6 kategori :
- sifat mekanik
- sifat listrik
- sifat termal / panas
- sifat magnet
- sifat optik
- sifat deterioratif (penurunan kualitas).
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana. 1993. Metalugri
Las (Welding Metalugry). Institut Sains dan Teknologi Nasional : Jakarta
Bangyo, Sucahyo. 1999. Ilmu
Logam. PT. Tiga Serangkai Mandiri : Surakarta
Hari Amanto dan Daryanto. 1999. Ilmu
Bahan. Bumi Aksara : Jakarta